Pencak Silat Forum Sahabat Silat Community
Bahasa Indonesia => Karate => Topic started by: Abraham on November 21, 2008, 09:00:04 PM
Title: Iwan Fals dan Karate
Post by: Abraham on November 21, 2008, 09:00:04 PM
Iwan Fals Latihan dan Melatih Karate Di Usia Yang Terus Merambat
Virgiawan Listanto bagi dunia Olah Raga Keras Karate adaalah sosok yang punya nilai lebih. Iwan yang kepada redaksi pernah mengakui masih menjalankan latihan dan melatih anak didiknya dengan tekun beberapa waktu yang lalu, dinobatkan lulus kenaikan DAN sabuk hitamnya, hingga dia resmi menyandang DAN IV Sabuk hitam Karate Wadokai.
Dalam bincang-bincang santainya dengan iwanfals.co.id di kediamannya, Leuwinanggung, Depok, komentar-komentarnya tentang olah raga beladiri yang dikuasai dan disukainya semenjak muda, cukup menarik. Iwan banyak mengomentari soal perlunya penguasaan Olah raga Beladiri Karate dengan filosofi yang mendasarinya hingga pembelajaran Olah Raga itu semenjak dini.
Dia juga menyoroti Olah Raga Beladiri dan kecenderungan kalangan muda yang menyukai olah raga beladiri, sebatas ‘mengejar’ prestasi. Namun, menurutnya yang lebih penting adalah penguasaan karateka terhadap filosofi yang mengikutinya.
Tidak salah memang, ketika saat ini kalangan muda lebih mencintai olah raga beladiri Karate, terutama untuk mengejar prestasi di berbagai kejuaraan. Sebab, menurutnya pada masanya,dia juga mengalami hal itu, kecuali ketika sudah matang usia karateka baru akan mulai tertarik dengan filosofinya .
Semasa mudanya dulu, Iwan pernah menjuarai Karate sebagai olah raga prestasi. Dia pernah menyandang juara dua Karate Tingkat Nasional, serta Harapan I Karate Tingkat Nasional Tahun 1989, Iwan juga sempat mengikuti Pelatnas Karate di tahun-tahun tersebut.
Pelantun lagu Sugali ini pernah juga melewati masa-masa sok jagoan, ketika menimba ilmu beladiri Karate, yaitu masa-masa masih bersabuk biru. Saat itu menurutnya, dia tidak takut dengan siapapun. “Waktu itu, orang segede apa juga gua samperin,” tambahnya.
Dalam masa-masa sok jagoan itu, tidaklah mengherankan ketika dia lantas mengeluarkan Album Mata Dewa , di cover album tersebut, Iwan menampakkan penampilannya yang ”berotot” dan ”sangar”.
Menurut Lelaki kelahiran Bandung ini, olah raga Beladiri, termasuk Karate bagus diajarkan kepada anak-anak kecil. Namun, sebaiknya diajarkan pada usia anak tujuh tahun keatas dan tak lupa membarengi dengan filosofinya.
Pentingnya mengajarkan beladiri Karate dengan filosofi yang ada dibelakangnya, sebab jika hanya pengajaran fisik dan teknik, yang ditakutkan Karate malah disalah gunakan. Untuk itu, tambahnya pelatih juga mesti membuka buku-buku kata-kata mutiara.
Belajar Beladiri Karate menurut Iwan, berarti belajar sebuah seni, bagaimana merubah anggota tubuh bertangan kosong, diolah sedemikian rupa lewat latihan rutin, hingga bisa menjadi sebuah senjata yang ”berbahaya” atau bahkan ”mematikan”.
Dia juga mengkritik jika ada Karateka yang gemar membuat ”onar”. Menurutnya dia tidak habis pikir. Setiap hari seorang Karateka yang tekun sudah cukup letih berlatih. Sehingga, tidak memungkinkannya untuk ”gebuk-gebukan” di luaran. Jika itu masih terjadi, ”Berarti kurang ”gebuk-gebukan” tuh di dojonya,” tambah Ayah dua anak ini.
Uniknya, Iwan juga menerapkan disiplin keras di dojo yang pernah diajarnya, hingga saat ini. Jika ada muridnya yang ketahuan ”berantem” di luaran, dia akan menghukumnya dengan berdiri di depan tempat latihan dan dipukuli rekan-rekannya. ”Bayangkan, jika satu anak lima pukulan, kiri maupun kanan. Jadi kalau 20 orang yang latihan, tinggal ngali’in aja,” tambahnya sembari tertawa.
Disiplin keras perlu diterapkan. Sebab menurutnya tanpa itu bisa dibayangkan, jika seorang Karateka ”latihan” dengan pemabok, menurutnya bisa berbahaya. Si Karateka sudah pasti menang, itu karena Karateka bisa ratusan kali push-up sehari. Sementara, sipemabuk boro-boro push-up. “Yang ditakutkan, kalau dipukul Karateka, si pemabuk mati. Bisa berabe kalau begitu,” tambahnya.
“Lu bayangin, latihan dua jam, push-up 20 x, dan diulang-ulang, terus lu mukul orang. Sekarang berat badan lu berapa umpamanya, 60 kilo, 60 x 20 aja, itu kekuatan pukulan lu. Atau lu berdiri, kaki di atas, lu bisa 20 kali, asli tuh 200 kilo. Kalau ada orang kena pukulan luh, apa nggak mati tuh orang,” Kata Iwan menjelaskan kerasnya latihan Karate.
Rupanya, dengan model latihan disiplin keras, pelantun lagu Bongkar ini merasa bersyukur, anak-anak didiknya tidak ada yang berantem. Dia mengisahkan dulu pernah ada seorang muridnya yang terlibat perkelahian diluar, karena merasa dihina oleh lawannya. Namun, setelah berkelahi diluaran, si murid tidak berani lagi latihan, takut terkena konsekuensi ”dipukuli” rekan-rekannya.
Iwan juga berkisah, dulu murid di dojonya, jumlahnya bisa mencapai 200-an orang. Tetapi sekarang, muridnya tinggal empat orang, itupun dengan gerakan yang masih “bengkok-bengkok”. Yang terpenting menurut Iwan, bukan “banyaknya”, tetapi seseorang bisa mencapai sabuk coklat, “Terus berlatih, nggak berantem-berantem, itu sudah perjuangan tersendiri,” tambahnya.
Menurutnya, Karate sangat baik dipelajari. Setidaknya seseorang bisa belajar Harmony, kejujuran, serta sportifitas. Bayangkan menurut Iwan. “Sama lawan aja kita harus hormat, karena kita bisa belajar dari lawan,” tambahnya.
Kepada iwanfals.co.id pada (13/7) di Leuwinanggung, rekan sesama Karateka, Jan Hoesada yang juga Sensei di Wadokai mengatakan, Iwan Fals sangat sesuai dengan falsafah Karate, dia adalah musisi yang musik-musiknya agak ngerock dan cenderung keras. Kecuali beberapa saja lagunya yang lembut, cenderung menggambarkan Iwan sebagai sosok Karateka yang humanis.
Saat Iwan Fals naik ke panggung dia akan memerlukan otot-otot karatenya. Iwan adalah kelompok penampil musik rock terbaik di panggung hingga saat ini. Padahal usianya terus bertambah.
Kondisi fisik Iwan yang sangat baik dipanggung, menurut Jan, karena dia masih push-up 100 kali sehari. Demikian halnya dengan scout jump, yang dilakukannya, dijadikannya sebagai menu rutin. Sementara artis bergaya rock lainnya, justru banyak yang tidak melakukannya.
Namun, dimata Sensei yang tampak sederhana ini, dia melihat Iwan mulai “agak gemuk”. Hal yang wajar, karena usia. Menurutnya, Iwan mesti melakukan diet, dengan tidak terlalu banyak makan nasi, lemak dan garam. Hal tersebut penting, agar lebih slim. Terlebih juga jangan mengkonsumsi mie, supaya lebih ringan di panggung, agar tidak cepat terengah-engah. dri
*di kutip dari http://iwanfals.co.id
ternyata Iwan Fals adlh salah seorang sensei jg.
Title: Re: Iwan Fals dan Karate
Post by: Dodol Buluk on November 21, 2008, 10:16:58 PM
debuls
Title: Re: Iwan Fals dan Karate
Post by: putri teratai on November 22, 2008, 08:19:35 AM
IWAN FALS TOP deh... dan saya gak tau kalo dia juga bisa karate.
Title: Re: Iwan Fals dan Karate
Post by: Cah_Gemblung on November 22, 2008, 09:25:21 AM
iya, Wadokai kan...?
[fruit] [fruit] [fruit]
Title: Re: Iwan Fals dan Karate
Post by: Abraham on November 22, 2008, 08:16:35 PM
IWAN FALS TOP deh... dan saya gak tau kalo dia juga bisa karate.
Kalo saya sudah tahu lama cuma dengar dari teman2 aja tp ga tahu secara mendalam. Baru dari artikel ini saya mengenal lebih jauh mengenai hubungan antara Iwan dan Karate.
Title: Re: Iwan Fals dan Karate
Post by: Taroichi on November 23, 2008, 02:54:59 PM
dulu tahun 1990an pernah tvri meliput iwan fals lagi latihan karate, masak ngak nonton, atau jgn2 belum punya tv ya:)
hebat ya dia sering menyuarakan hati nurani rakyat tapi kenapa syaaaang tidak suka dengan budayanya beladirinya sendiri "silat", bangga banget seh bisa latihan karate.
yah namanya juga hobi ngak bisa di paksa :P
Title: Re: Iwan Fals dan Karate
Post by: Abraham on November 23, 2008, 08:37:17 PM
yah namanya juga hobi ngak bisa di paksa
betul itu :)
Title: Re: Iwan Fals dan Karate
Post by: DasaMan on November 24, 2008, 03:26:20 PM
iya, Wadokai kan...?
Kalo Wadokai Karate, saya yakinnya malah pak Iwan Fals ini tingkatannya lebih tinggi daripada Sensei Ben Haryo, secara ilmu kekaratean Wado bos Ben 'baru' Dan 2.
Tapi kalau Wado-ryu Jujutsu, bos Ben haryo sudah Dan 5, udah khatam soal keilmuannya, jadi kalo ngomongin jujutsunya Wado baru Pak Iwan fals ini berguru sama Sensei Ben Haryo.
Title: Re: Iwan Fals dan Karate
Post by: Ranggalana on December 04, 2008, 05:21:20 PM
hebat ya dia sering menyuarakan hati nurani rakyat tapi kenapa syaaaang tidak suka dengan budayanya beladirinya sendiri "silat", bangga banget seh bisa latihan karate.
yah namanya juga hobi ngak bisa di paksa :P
Di tahun 1990-an saya sempet dekat dengan Iwan, bahkan bikin syair lagu untuknya. Sebelumnya, pas lagu Bento & Bongkar meledak bersama kelompok Swami, dia sempat secara intensif dikompori belajar silat, tetapi karena dia sudah ban item di karate, mungkin dia males belajar silat dari nol lagi.
Meski demikian dia sering tukar pikiran dan ngobrol-ngobrol dengan pesilat.
Di Swami, pasangan dia Jabo dan di Kantata, Rendra, keduanya khan pesilat Bangau Putih. Sebetulnya Iwan banyak menimba pengalaman dan pengetahuan dari mereka juga untuk diterapkan di atas panggung.
Salam hangat,
bram
Title: Re: Iwan Fals dan Karate
Post by: Abraham on December 07, 2008, 05:30:05 PM
Kalo soal bicara dari nol lagi ga cuma pindah disiplin ilmu. Saya dulu dari Goju ke Inkai hrs mulai dr nol jg padahal sama2 Karate.
Gak tau kenapa ada yg bilang beda di KATA.
Iwan Fals yang bernama lengkap Virgiawan Listanto (lahir di Jakarta, 3 September 1961; umur 48 tahun) adalah seorang penyanyi beraliran balada yang menjadi salah satu legenda hidup di Indonesia.
Lewat lagu-lagunya, ia 'memotret' suasana sosial kehidupan Indonesia (terutama Jakarta) di akhir tahun 1970-an hingga sekarang. Kritik atas perilaku sekelompok orang (seperti Wakil Rakyat, Tante Lisa), empati bagi kelompok marginal (misalnya Siang Seberang Istana, Lonteku), atau bencana besar yang melanda Indonesia (atau kadang-kadang di luar Indonesia, seperti Ethiopia) mendominasi tema lagu-lagu yang dibawakannya. Iwan Fals tidak hanya menyanyikan lagu ciptaannya tetapi juga sejumlah pencipta lain.
Iwan yang juga sempat aktif di kegiatan olahraga, pernah meraih gelar Juara II Karate Tingkat Nasional, Juara IV Karate Tingkat Nasional 1989, sempat masuk pelatnas dan melatih karate di kampusnya, STP (Sekolah Tinggi Publisistik). Iwan juga sempat menjadi kolumnis di beberapa tabloid olah raga.
Kharisma seorang Iwan Fals sangat besar. Dia sangat dipuja oleh kaum 'akar rumput'. Kesederhanaannya menjadi panutan para penggemarnya yang tersebar diseluruh nusantara. Para penggemar fanatik Iwan Fals bahkan mendirikan sebuah yayasan pada tanggal 16 Agustus 1999 yang disebut Yayasan Orang Indonesia atau biasa dikenal dengan seruan Oi. Yayasan ini mewadahi aktivitas para penggemar Iwan Fals. Hingga sekarang kantor cabang OI dapat ditemui setiap penjuru nusantara dan beberapa bahkan sampai ke manca negara.[rujukan?]
Daftar isi[sembunyikan] |
[sunting] Biografi
Masa kecil Iwan Fals dihabiskan di Bandung, kemudian ikut saudaranya di Jeddah, Arab Saudi selama 8 bulan. Bakat musiknya makin terasah ketika ia berusia 13 tahun, di mana Iwan banyak menghabiskan waktunya dengan mengamen di Bandung. Bermain gitar dilakukannya sejak masih muda bahkan ia mengamen untuk melatih kemampuannya bergitar dan mencipta lagu. Ketika di SMP, Iwan menjadi gitaris dalama paduan suara sekolah.
Selanjutnya, datang ajakan untuk mengadu nasib di Jakarta dari seorang produser. Ia lalu menjual sepeda motornya untuk biaya membuat master. Iwan rekaman album pertama bersama rekan-rekannya, Toto Gunarto, Helmi, Bambang Bule yang tergabung dalam Amburadul, namun album tersebut gagal di pasaran dan Iwan kembali menjalani profesi sebagai pengamen. Album ini sekarang menjadi buruan para kolektor serta fans fanatik Iwan Fals.
Setelah dapat juara di festival musik country, Iwan ikut festival lagu humor. Arwah Setiawan (almarhum), lagu-lagu humor milik Iwan sempat direkam bersama Pepeng, Krisna, Nana Krip dan diproduksi oleh ABC Records, tapi juga gagal dan hanya dikonsumsi oleh kalangan tertentu saja. Sampai akhirnya, perjalanan Iwan bekerja sama dengan Musica Studio. Sebelum ke Musica, Iwan sudah rekaman sekitar 4-5 album. Di Musica, barulah lagu-lagu Iwan digarap lebih serius. Album Sarjana Muda, misalnya, musiknya ditangani oleh Willy Soemantri.
Iwan tetap menjalani profesinya sebagai pengamen. Ia mengamen dengan mendatangi rumah ke rumah, kadang di Pasar Kaget atau Blok M. Album Sarjana Muda ternyata banyak diminati dan Iwan mulai mendapatkan berbagai tawaran untuk bernyanyi. Ia kemudian sempat masuk televisi setelah tahun 1987. Saat acara Manasuka Siaran Niaga disiarkan di TVRI, lagu Oemar Bakri sempat ditayangkan di TVRI. Ketika anak kedua Iwan, Cikal lahir tahun 1985, kegiatan mengamen langsung dihentikan.
Selama Orde Baru, banyak jadwal acara konser Iwan yang dilarang dan dibatalkan oleh aparat pemerintah, karena lirik-lirik lagunya dianggap dapat memancing kerusuhan. Pada awal karirnya, Iwan Fals banyak membuat lagu yang bertema kritikan pada pemerintah. Beberapa lagu itu bahkan bisa dikategorikan terlalu keras pada masanya, sehingga perusahaan rekaman yang memayungi Iwan Fals enggan atau lebih tepatnya tidak berani memasukkan lagu-lagu tersebut dalam album untuk dijual bebas. Belakangan Iwan Fals juga mengakui kalau pada saat itu dia sendiri juga tidak tertarik untuk memasukkan lagu-lagu ini ke dalam album.[rujukan?]
Rekaman lagu-lagu yang tidak dipasarkan tersebut kemudian sempat diputar di sebuah stasiun radio yang sekarang sudah tidak mengudara lagi. Iwan Fals juga pernah menyanyikan lagu-lagu tersebut dalam beberapa konser musik, yang mengakibatkan dia berulang kali harus berurusan dengan pihak keamanan dengan alasan lirik lagu yang dinyanyikan dapat mengganggu stabilitas negara.[rujukan?] Beberapa konser musiknya pada tahun 80-an juga sempat disabotase dengan cara memadamkan aliran listrik dan pernah juga dibubarkan secara paksa hanya karena Iwan Fals membawakan lirik lagu yang menyindir penguasa saat itu.
Pada bulan April tahun 1984 Iwan Fals harus berurusan dengan aparat keamanan dan sempat ditahan dan diinterogasi selama 2 minggu gara-gara menyanyikan lirik lagu Demokrasi Nasi dan Pola Sederhana juga Mbak Tini pada sebuah konser di Pekanbaru. Sejak kejadian itu, Iwan Fals dan keluarganya sering mendapatkan teror.[rujukan?] Hanya segelintir fans fanatik Iwan Fals yang masih menyimpan rekaman lagu-lagu ini, dan sekarang menjadi koleksi yang sangat berharga.
Saat bergabung dengan kelompok SWAMI dan merilis album bertajuk SWAMI pada 1989, nama Iwan semakin meroket dengan mencetak hits Bento dan Bongkar yang sangat fenomenal. Perjalanan karir Iwan Fals terus menanjak ketika dia bergabung dengan Kantata Takwa pada 1990 yang didukung penuh oleh pengusaha Setiawan Djodi. Konser-konser Kantata Takwa saat itu sampai sekarang dianggap sebagai konser musik yang terbesar dan termegah sepanjang sejarah musik Indonesia.[rujukan?]
Setelah kontrak dengan SWAMI yang menghasilkan dua album (SWAMI dan SWAMI II) berakhir, dan disela Kantata (yang menghasilkan Kantata Takwa dan Kantata Samsara), Iwan Fals masih meluncurkan album-album solo maupun bersama kelompok seperti album Dalbo yang dikerjakan bersama sebagian mantan personil SWAMI.
Sejak meluncurnya album Suara Hati pada 2002, Iwan Fals telah memiliki kelompok musisi pengiring yang tetap dan selalu menyertai dalam setiap pengerjaan album maupun konser. Menariknya, dalam seluruh alat musik yang digunakan baik oleh Iwan fals maupun bandnya pada setiap penampilan di depan publik tidak pernah terlihat merek maupun logo. Seluruh identitas tersebut selalu ditutupi atau dihilangkan. Pada panggung yang menjadi dunianya, Iwan Fals tidak pernah mengizinkan ada logo atau tulisan sponsor terpampang untuk menjaga idealismenya yang tidak mau dianggap menjadi wakil dari produk tertentu.[rujukan?]
[sunting] Keluarga
Iwan lahir dari Lies (ibu) dan mempunyai ayah Haryoso almarhum (kolonel Anumerta). Iwan menikahi Rosanna (Mbak Yos) dan mempunyai anak Galang Rambu Anarki (almarhum), Annisa Cikal Rambu Basae, dan Rayya Rambu Robbani.
Galang mengikuti jejak ayahnya terjun di bidang musik. Walaupun demikian, musik yang ia bawakan berbeda dengan yang telah menjadi trade mark ayahnya. Galang kemudian menjadi gitaris kelompok Bunga dan sempat merilis satu album perdana menjelang kematiannya.
Nama Galang juga dijadikan salah satu lagu Iwan, berjudul Galang Rambu Anarki pada album Opini, yang bercerita tentang kegelisahan orang tua menghadapi kenaikan harga-harga barang sebagai imbas dari kenaikan harga BBM pada awal tahun 1981 yaitu pada hari kelahiran Galang (1 Januari 1981).
Nama Cikal sebagai putri kedua juga diabadikan sebagai judul album dan judul lagu Iwan Fals yang terbit tahun 1991. Sebelumnya Cikal juga pernah dibuatkan lagu dengan judul Anissa pada tahun 1986. Rencananya lagu ini dimasukkan dalam album Aku Sayang Kamu, namun dibatalkan. Lirik lagu ini cukup kritis sehingga perusahaan rekaman batal menyertakannya. Pada cover album Aku Sayang Kamu terutama cetakan awal, pada bagian penata musik masih tertulis kata Anissa.
Galang Rambu Anarki meninggal pada bulan April 1997 secara mendadak yang membuat aktivitas bermusik Iwan Fals sempat vakum selama beberapa tahun. Galang dimakamkan di pekarangan rumah Iwan Fals di desa Leuwinanggung, Cimanggis, Depok Jawa Barat. Sepeninggal Galang, Iwan sering menyibukkan diri dengan melukis dan berlatih bela diri.(
Pada tahun 2002 Iwan mulai aktif lagi membuat album setelah sekian lama menyendiri dengan munculnya album Suara Hati yang di dalamnya terdapat lagu Hadapi Saja yang bercerita tentang kematian Galang Rambu Anarki. Pada lagu ini istri Iwan Fals (Yos) juga ikut menyumbangkan suaranya.
Sejak meninggalnya Galang Rambu Anarki, warna dan gaya bermusik Iwan Fals terasa berbeda. Dia tidak segarang dan seliar dahulu. Lirik-lirik lagunya terkesan lebih dewasa dan puitis.[rujukan?] Iwan Fals juga lebih banyak membawakan lagu-lagu bertema cinta baik karangannya sendiri maupun dari orang lain.
Pada tanggal 22 Januari 2003, Iwan Fals dianugrahi seorang anak lelaki yang diberi nama Rayya Rambu Robbani. Kelahiran putra ketiganya ini seakan menjadi pengganti almarhum Galang Rambu Anarki dan banyak memberi inspirasi dalam dunia musik seorang Iwan Fals.[rujukan?]
Di luar musik dan lirik, penampilan Iwan Fals juga berubah total. Saat putra pertamanya meninggal dunia Iwan Fals mencukur habis rambut panjangnya hingga gundul. Sekarang dia berpenampilan lebih bersahaja, rambut berpotongan rapi disisir juga kumis dan jenggot yang dihilangkan. Dari sisi pakaian, dia lebih sering menggunakan kemeja yang dimasukkan pada setiap kesempatan tampil di depan publik, sangat jauh berbeda dengan penampilannya dahulu yang lebih sering memakai kaus oblong bahkan bertelanjang dada dengan rambut panjang tidak teratur dan kumis tebal.
Peranan istrinya juga menjadi penting sejak putra pertamanya tiada. Rossana menjadi manajer pribadi Iwan Fals yang mengatur segala jadwal kegiatan dan kontrak. Dengan adanya Iwan Fals Manajemen (IFM), Fals lebih profesional dalam berkarir.
[sunting] Pendidikan
- SMPN 5 Bandung
- SMAK BPK Bandung
- STP (Sekolah Tinggi Publisistik, sekarang IISIP)
- Institut Kesenian Jakarta (IKJ)
[sunting] Diskografi
Tidak seluruh album yang dikeluarkan Iwan Fals berisi lagu baru. Pada tahun-tahun terakhir, Iwan Fals sering mengeluarkan rilis ulang lagu-lagu lamanya, baik dengan aransemen asli maupun dengan aransemen ulang. Pada tahun-tahun terakhir ini pula Iwan Fals lebih banyak memilih berkolaborasi dengan musisi muda berbakat.
Banyak lagu Iwan Fals yang tidak dijual secara bebas. Lagu-lagu tersebut menjadi koleksi ekslusif para penggemarnya dan kebanyakan direkam secara live. Beberapa lagu Iwan Fals yang tidak dikomersialkan seperti lagu 'Pulanglah' yang dinyanyikan khusus untuk almarhum Munir ternyata sangat digemari yang akhirnya direkam ulang dan dimasukkan kedalam album terbarunya yang beredar di tahun 2007.
[sunting] Album
- Canda Dalam Nada (1979)
- Canda Dalam Ronda (1979)
- Perjalanan (1979)
- 3 Bulan (1980)
- Sarjana Muda (1981)
- Opini (1982)
- Sumbang (1983)
- Barang Antik (1984)
- Sugali (1984)
- KPJ (Kelompok Penyanyi Jalanan) (1985)
- Sore Tugu Pancoran (1985)
- Aku Sayang Kamu (1986)
- Ethiopia (1986)
- Lancar 1987 (1987)
- Wakil Rakyat (1988)
- 1910 (1988)
- Antara Aku, Kau Dan Bekas Pacarmu (1988)
- Mata Dewa (1989)
- Swami I (1989)
- Kantata Takwa (1990)
- Cikal (1991)
- Swami II (1991)
- Belum Ada Judul (1992)
- Hijau (1992)
- Dalbo (1993)
- Anak Wayang (1994)
- Orang Gila (1994)
- Lagu Pemanjat (bersama Trahlor) (1996)
- Kantata Samsara (1998)
- Best Of The Best (2000)
- Suara Hati (2002)
- In Collaboration with (2003)
- Manusia Setengah Dewa (2004)
- Iwan Fals in Love (2005)
- 50:50 (2007)
- Untukmu Terkasih (2009)
[sunting] Singel
- Serenade (bersama Ritta Rubby) (1984)
- Kemesraan (bersama artis Musica) (1988)
- Percayalah Kasih (bersama Jockie Surjoprajogo dan Vina Panduwinata)
- Terminal (bersama Franky S.) (1994)
- Mata Hati (bersama Ian Antono) (1995)
- Orang Pinggiran (bersama Franky S.) (1995)
- Katakan Kita Rasakan (bersama artis Musica)
- Di Bawah Tiang Bendera (bersama artis Musica) (1996)
- Haruskah Pergi (bersama Indra Lesmana dan Import Musik) (2006)
- Selancar (bersama Indra Lesmana dan Import Musik) (2006)
- Tanam Tanam Siram Siram (Kampanye Indonesia Menanam) (2006)
- Marilah Kemari (Tribute to Titiek Puspa) (2006)
- Aku Milikmu (Original Soundtrack Lovers / Kekasih) (2008)
[sunting] Single Hits yang dibawakan penyanyi lain
- Maaf (dibawakan oleh Ritta Rubby) (1986)
- Belailah (dibawakan oleh Ritta Rubby) (1986)
- Trauma (dibawakan oleh God Bless) (1988)
- Damai Yang Hilang (dibawakan oleh God Bless) (1988)
- Orang Dalam Kaca (dibawakan oleh God Bless) (1988)
- Pak Tua (dibawakan oleh grup band Elpamas) (1991)
- Oh (dibawakan oleh Fajar Budiman) (1994)
- Nyanyian laut ( dibawakan Nicky Astria )
- Menangis (dibawakan oleh Franky S.)
- Bunga Kehidupan (dibawakan oleh artis Musica)
[sunting] Album kompilasi
- Tragedi
- Banjo & Harmonika
- Celoteh-celoteh
- Celoteh-celoteh 2
- Country
- Tembang Cinta (1990)
- Akustik
- Akustik Ke-2 (1997)
- Salam Reformasi (1998)
- Salam Reformasi 2 (1999)
- Prihatin (2000)
[sunting] Film
- Damai Kami Sepanjang Hari (1985)
- Kantata Takwa (film) (1990)
- Kekasih (2008)
[sunting] Lagu yang tidak beredar
- Demokrasi Nasi (1978)
- Semar Mendem (1978)
- Pola Sederhana (Anak Cendana) (1978)
- Mbak Tini (1978)
- Siti Sang Bidadari (1978)
- Kisah Sapi Malam (1978)
- Mince Makelar (1978)
- Luka Lama (1984)
- Anissa (1986)
- Biarkan Indonesia Tanpa Koran (1986)
- Oh Indonesia (1992)
- Imelda Mardun (1992)
- Maumere (1993)
- Joned (1993)
- Mesin Mesin Pembunuh (1994)
- Merdeka (1995)
- Suara Dari Jalanan (1996)
- Demokrasi Otoriter (1996)
- Pemandangan (1996)
- Jambore Wisata (1996)
- Suhu (1997)
- Aku Tak Punya Apa-Apa (1997)
- Cerita Lama Tiananmen (1998)
- Serdadu dan Kutil (1998)
- 15 Juta (1998)
- Mencari Kata Kata (1998)
- Malam Sunyi (1999)
- Sketsa Setan Yang Bisu (2000)
- Indonesiaku (2001)
- Kemarau (2003)
- Lagu Sedih (2003)
- Kembali Ke Masa Lalu (2003)
- Harapan Tak Boleh Mati (2004)
- Saat Minggu Masih Pagi (2004)
- Repot Nasi / Sami Mawon (2005)
- Hari Raya Bumi (2007)
- Perempuan Keumala / Laksamana Malahayati (2007)
- Hari Raya Bumi (2007)
- Berita Cuaca (2008)
- Jendral Tua (2008)
- Paman Zam
- Kapal Bau Pesing
- Makna Hidup Ini
- Selamat Tinggal Ramadhan
- Nyatakan Saja
- Berputar Putar
- Aku Menyayangimu
- Air dan Batu
- Lagu Pegangan
- Semut Api dan Cacing Kecil
- Kata-Kata
- Sepak Bola
- Pukul Dua Malam
- Penjara
- Belatung
- Nyanyian Sopir
- Bunga Kayu di Beranda
- Aku Bergelora
- Suara Dari Jalanan
[sunting] Penghargaan
- Juara harapan Lomba Musik Humor (1979).
- Juara I Festival Musik Country (1980).
- Gold record, lagu Oemar Bakri, PT. Musica Studio’s.
- Silver record, penyanyi & pencipta lagu Ethiopia, PT. Musica Studio’s.
- Penghargaan prestasi artis HDX 1987 – 1988, pencipta lagu Buku Ini Aku Pinjam.
- Penyanyi pujaan, BASF, (1989).
- The best selling, album Mata Dewa, BASF, 1988 – 1989.
- Penyanyi rekaman pria terbaik, album Anak Wayang, BASF Award XI, 18 April 1996.
- Penyanyi solo terbaik Country/Balada, Anugrah Musik Indonesia – 1999.
- Presents This Certificate To Iwan Fals In Recognition Of The Contribution To Cultural Exchange Between Korea and Indonesia, 25 September 1999.
- Penyanyi solo terbaik Country/Balada AMI Sharp Award (2000).
- Video klip terbaik lagu Entah, Video Musik Indonesia periode VIII – 2000/2001.
- Triple Platinum Award, Album Best Of The Best Iwan Fals, PT. Musica Studio’s – Juni 2002.
- 6th AMI Sharp Award, album terbaik Country/Balada.
- 6th AMI Sharp Award, artis solo/duo/grup terbaik Country/Balada.
- Pemenang video klip terbaik edisi – Juli 2002, lagu Kupu-Kupu Hitam Putih, Video Musik Indonesia, periode I– 2002/2003.
- Penghargaan album In Collaboration with, angka penjualan diatas 150.000 unit, PT. Musica Studio’s - Juni 2003.
- Triple Platinum Award, album In Collaboration with, angka penjualan diatas 450.000 unit, PT. Musica Studio’s – November 2003.
- 7th AMI Award 2003, Legend Awards.
- 7th AMI Award 2003, Penyanyi Solo Pria Pop Terbaik.
- Penghargaan MTV Indonesia 2003, Most Favourite Male.
- SCTV Music Award 2004, album Ngetop! (pop) In Collaboration with.
- SCTV Music Award 2004, Penyanyi Pop Ngetop.
- Anugrah Planet Muzik 2004.
- Generasi Biang Extra Joss – 2004.
- 8th AMI Samsung Award, Karya Produksi Balada Terbaik.
- SCTV Music Award 2005, album pop solo ngetop Iwan Fals In Love.
- With The Compliment Of Metro TV.
- Partisipasi dalam acara konser Salam Lebaran 2005, PT. Gudang Garam Indonesia.
[sunting] Pranala luar
- (id) Profil Iwan Fals di KapanLagi.com
- (id) - Situs baru Iwan Fals Manajemen (IFM)
- (id) - Situs lama Iwan Fals Manajemen (IFM)
- (id) ( Unofficial Site ) - Iwan Fals Mania
- (id) Lirik Lagu dan Gitar Kord-nya
- (en) Time Asia: Asian Heroes - Iwan Fals
- (id) Iwan Fals The Rolling Stone Interview
- (id) Dewa dari Leuwinanggung
|